“mozi sih seneng-seneng aja bisa di jodohin sama alfa, tapi si alfa nya belum tentu seneng di jodohin sama si mozi.” Tambah Chaca sambil tertawa.
Aku pun malah ikut tertawa karena ucapan chaca. Aku tak sadar, disebelah ada wieta, dia tersenyum kepada ku. Ternyata dia sudah tidak marah lagi, tapi aku minta maaf kepada wieta karena ke egoisanku kemarin.
“teeet.. tet….teet..” bel sudah berbunyi dari luar, kita masih diluar gerbang dan akhirnya terlambat gerbang pun sudah mau ditutup. Untung saja diperbolehkan masuk oleh satpam sekolah, kami pun masuk ke kelas masing-masing. Terlihat di dalam kelas suda ada guru, aku wieta dan juga hana yang kebetulan sekelas setelah masuk akhirnya kena marah juga sama guru. Terlihat nissa yang duduk disebelah wieta tersenyum kepadaku, mungkin dia sudah tidak marah juga seperti wieta. Tetapi alfa sepertinya tidak menghiraukan ku meskipun aku sudah memberi senyuman, saat pelajaran dimulai pun aku tetap berfikir apakah dia suka kepadaku. Kalau tidak suka buat apa dia selalu menanyakanku dan membalas sms ku. Aku malah bekhayal dia selama pelajaran, sampai waktu istirahat pun tiba. Aku masih tidak ada keinginan untuk pergi ke kantin, tapi tiba-tiba teman-temanku yang lain dating ke kelasku.
“”zi, mau ada yang aku omongin penting.” Ujar Corin dengan wajah serius.
“iya, ada apa in ?” ucap ku masih sedikit melamu.
“”tapi, kamu jangan marah zi, sabar sabar.” Tambah Dian
“ada apa sih ? ko aku jadi takut gini ya” ujar ku heran.
“jadi gini.. eh jangan aku deh yang bilang in” ujar Chaca
“yaudah aku yang jelasin, Dania udah jadian sama clief.” Uajr Corin memelas.
Aku lemas setelah mendengar perkataan Corin, karena clief itu adalah seorang cowo yang udah aku suka dari kelas 1 SMA. Jadi aku suka sama dia udah 3 tahun, dan sepertinya dia pun tau aku menyukainya. Tiba-tiba clief mendatangiku ke kelas.
“zi, ada yang mau aku bicarain sebentar. Keluar yu.” Ajak clief kepadaku
“oh iya” ucapku menahan kesal.
Clief pun mengajak ku pergi kedepan kelasnya, dan tidak ku sangka ternyata disitu sudah ada dania.
“zi, aku minta maaf yah. Aku tau kamu suka sama clief udah lama. Tapi aku juga saying sama dia jadi aku gabisa tolak dia.” Ujar dania dengan nada lemah
“iya ga apa apa ko ni.” Ucap ku pasrah.
“kamu ga apa-apa kan zi, aku tau kamu suka sama aku, tapi aku suka nya dania.” Tambah clief.
“iya ga apa-apa.” Ujarku ku kesal.
“aku tau zi, kamu pasti sakit hati tentang masalah ini,karena aku kan sahabat kamu.” Ucap dania seperti memohon agar aku tidak marah.
“iya, biasa aja ni” ucap ku kecewa.
“makasih yah zi, aku pikir kamu bakalan marah” tambah clief seperti tidak merasa bersalah.
5menit berlalu, diantara kita bertiga pun tidak ada yang saling berbicara. Aku pun segera pergi dari situ.
“Teet…teet..teet…” bel masuk pun berbunyi.
“udah masuk, aku ke kelas duluan ya.” Ucapku yang langsung pergi tanpa memandang wajah dania maupun clief.
Aku sangat begitu kesal, aku tidak menyangka sahabat ku sendiri masih bisa pacaran sama orang yang udah aku suka selama 3 tahun. Aku hanya bisa melamun dikelas, dan tidak bersemangat untuk belajar. Bel pulang pun akhirnya berbunyi, aku dengan rasa malas segera ingin pulang karena tidak ingin bertemu dengan dania maupun clief. Wieta dan hana pun begitu marah terhadap dania, tapi dengan tanpa rasa bersalah mereka malah berpacaran di depanku. Aku pun hanya bisa memasang wajah senyum ceria yang ternyata hatiku sangat sakit. Di perjalanan teman-temanku tidak menghiraukan ku yang sedang kesal, mereka masih saja tetap bercanda.
Sesampai dirumah ku langsung tergeletak tidur diruang tv karena kelelahan, ku tidak sadar bahwa disebelah ada alfa dan mamanya yang seang mengobrol dengan mama ku.
“eh mozi bangun, ada tamu juga ya malah tiduran disini.” Ujar mama ku yang sambil memukulku.
“aduh ma sakit, iya maaf yah tante aku ga liat tante sama alfa ada disini.” Ucap ku senyum malu.
“oh iya zi, ga apa-apa. Kamu kaya nya lagi cape banget yah. Yaudah sana al jangan ikut ngobrol sama ibu-ibu, ngobrol aja temenin mozi yang lagi bête.” Kata mama nya alfa dengan menyuruhnya mengobrol denganku.
Aku pun bergegas berganti pakaian dan menemui alfa duduk di depan rumah. Tidak ada yang memulai pembicaraan, karena aku pun sangat tidak bersemangat untuk bersama alfa saat ini. Tiba-tiba alfa menyapa ku duluan.
“zi, kamu udah ngerjain tugas b Indonesia puisi?” Tanya alfa.
“oh belum.” Ujar ku singkat.
“kamu lagi bête ya zi, yaudah deh aku ga mau ganggu. Aku pulang dulu yah udah sore nih.” Kata alfa.
“oh yaudah, daah.” ucap ku yang masuk duluan ke dalam rumah dan meninggalkan alfa yang belum pulang.
“ga biasanya mozi nyuekin aku, dia kenapa? Kenapa aku jadi gini sama mozi ya? Apa aku suka dia?.” Tanya alfa kepada dirinya sendiri.
Aku mendengar perkataan alfa pada saat itu, aku terkejut karena berpikir senang bahwa dia sedang mengkhawatirkan aku. Aku pun segera kembali ke tersa rumah untuk menemui alfa yang aku pikir dia belum pulang. Tapi ternyata dia udah pulang dan dia lupa meninggalkan jaketnya di rumahku. Tapi mama nya malah menyuruhku untuk mengembalikannya besok, aku semakin berpikir bahwa alfa sudah mulai menyukaiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar