Aku pun disitu mulai marah-marah kepada yang lain.
“jadi intinya gimana nih ? kalian tuh mau ngundang band apa? Ga beres-beres tau ga.”
Ujarku yang tak bisa menahan emosi.
“ga usah nyolot deh. Yang sibuk bukan kamu doing disini” kata Nisaa. Dia itu adalah ketua osis di sekolah kami.
“apa masalah kamu nis ?” balas ku
“gini ya zi, gausah campurin urusan pribadi disini oke.” Ujar dia kesal.
“masalah pribadi ? emang nya aku atau pun kamu punya masalah apa nis ?” ujar ku dengan nada sindir.
“kamu kalau emang mau pergi disini, keluar aja deh ganggu rapat kita aja.” Ucap nisaa denga sedikit teriak mengusirku. Semua anggota osis disitu terkejut dengan perkataannya yang memang menyebalkan karena dia memang kurang disukai sebagai ketua osis disekolah.
“terserah deh nis, pergi sekarang. Ayoo !” ucap ku sambil menyuruh yang lain segera pergi.
Tapi Wieta, malah duduk dan tidak mau pergi. Dia malah memarahiku karena ku tidak bertanggung jawab dengan masalah rapat ini. Karena ku sangat emosi, ku langsung tinggalkan dia dengan pergi bersama yang lain menuju mobil.
“zi, wieta kita tinggalin aja nih yakin?” kata Dania dengan suara lesuh.
“dia kan mau nya kaya gitu. Dia harusnya mikir dong antara masalah gue am nisaa” kata ku menahan emosi.
“udah.. stop! Jangan dilanjtuin lagi, lagian yah si wieta tuh bukannya ngebela si mozi di depan nisaa.” Tambah Hana.
“aaaaaaaaah ! udah yah, yonna kamu sama nya aja memperkeruh suasana”tambah Corin.
“jadi apa ngga nih kita nonton konsernya, kok jadi malah berantem gini”? ujar Dian mencoba menenangkan.
“ayoo ! Cha tancap gas. ” semangat Dania
Diperjalanan kita terdiam lumayan lama, mungkin karena kejadian tadi dan karena wieta juga ga ikut. Dania dan Yonna mencoba menghibur tapi tetap saja semua terdiam dan terlihat kesal. Dua jam diperjalanan akhirnya kita sampai di tempat tujuan yaitu Istora Senayan.
Setelah sampai mereka tiba-tiba minta maaf kepada ku, Karena hari ini adalah hari ulang tahun ku dan mereka tidak mau membuatku merasa kecewa. Aku pun mencoba melupakan hal yang sudah terjadi dan mengajak yang lain untuk bersenang-senang saja untuk saat ini.
Kita pun segera masuk ke dalam stadium, dan aku mendapatkan tempat duduk di ujung dengan dua bangku kosong disebelah ku yang belum diduduki oleh orang. Setengah jam ku menunggu untuk acara mulai, yang lain masih saja asik mengobrol dan aku tidak di hiraukan oleh mereka.
Saat acara sudah akan dimulai, dua orang lewat di depanku. Dengan satu orang yang menginjak kaki ku dengan keras.
“Aaaaaawww ! hati-hati dong jalannya.” Teriak ku kesakitan.
“aduh, maaf yah aku ga liat di situ ada orang.” Ujar orang yang menginjak kaki ku tadi, dan langsung duduk di sebelahku.
“sepertinya aku kenal suara nya” ujar ku dalam hati
Konser pun telah dimulai, aku terhanyut dalam acara konser itu dan tidak mempedulikan lagi kejadian tadi. Semua terlihat senang akan konser nya, tapi tiba-tiba orang disebelahku terdengar seperti sedang membicarakanku. Sewaktu aku akan menyapa mereka berdua, acara konser pun kebetulan sudah selesai dan gemerusuh orang-orang yang ingin keluar dari stadium. Akhirnya aku kehilangan mereka dan mengejarnya keluar, di ikuti dengan teman-temanku yang lain dari belakang. Aku mencoba untuk berteriak memanggil mereka berdua.
“hey kalian beruda tunggu.” Teraik ku sambil berlari.
Saat mereka berdua menoleh kebelakang, aku terkejut. Ternyata mereka berdua Alfa dan Tami yang satu sekolah dengan ku juga. Alfa itu sekelas dengan ku, dia itu orang yang saat ini aku suka.
“ada apa zi, manggil kita?” ujar Tami.
“oh ngga tam, ga ada apa-apa.” Ucap ku dengan wajah malu.
“hahaa.. malu tuh si mozi tam, dia ga jadi ngomong gara-gara ada temen kamu si Alfa” sambung Hana dari belakang.
Tapi aku sedikit kecewa, karena wajah Alfa sepertinya tidak begitu senang denganku. Entah masalahnya apa,mungkin karena dia tahu aku menyukainya. Jadi dia sedikit tidak enak terhadapku dan juga teman-teman yang lain. Karena aku merasa malu akhirnya aku pamit duluan untuk pulang dan meninggalkan teman-teman juga mereka berdua.
Ke esokan harinya, pagi-pagi ku sudah bangun bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah dengan menunggu jemputan dari Corin.
Tiin..tiinn… ! bunyi mobil Corin sudah terdengar dari depan, dan aku pun cepta-cepat keluar dengan berpamitan terlebih dahulu dengan mama ku yang sedang mengobrol dengan mama nya Alfa.
“lama deh zi.” Ujar Dania
“ya maaf ni, aku kan kesiangan gara-gara kemarin pulan kemaleman. Kalian enak bisa bangun pagi-pagi.” Ujar ku sambil mengunyah roti karena tidak sempat untuk sarapan.
“zi, kaya nya mama kamu sama mama nya alfa udah deket banget, awas tuh di jodohin” ujar corin sambil menyetir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar