Dan dania terus saja sms ku dengan meminta maaf atas hubungannya dengan clief. Dia terus saja menghubungiku karena aku tidak membalas sms maupun mengangkat telepon nya. Aku mencoba berusaha melupakan clief dan semalaman berkhayal tentang kejadian alfa yang tadi sore. Sampai akhirnya aku ketiduran dan besok paginya aku terlambat untuk bangun pagi. aku menunggu untuk dijemput seperti biasa oleh corin, tapi setelah menunggu lama. Tiba-tiba corin sms, hari ini dia tidak bisa menjemputku untuk ke sekolah.
“gimana sih corin, udah nunggu lama-lama gini. Dia ga jemput.” Ujar ku marah-marah sendiri di teras, yang terdengar oleh alfa saat dia mau pergi ke sekolah lewat depan rumahku.
“zi, marah-marah mulu. Ayo kita berangkat bareng aja, bentar lagi masuk loh.”kata alfa sambil tersenyum kepadaku.
“oh iya al, tunggu bentar yah aku pamitan dulu sama mama.” Kata ku dengan sedikit gelagap.
Tidak kusangka, itu pertama kalinya aku berangkat ke esekolah bersama dengan alfa. Padahal rumahku dan dia hanya di batasi oleh dua rumah saja. Cepat-cepat ku berlari keluar rumah, dan alfa bergegas untuk memberi ku helm. “teeet..teet..teet..” bel berbunyi, tapi untung saja aku dan alfa belum terlambat masuk ke sekolah.
Saat di parkiran, aku bertemu clief yang baru saja turun dari mobil merahnya. Dia melihatku dengan wajah yang sangat kesal, dan dia hanya menyapa alfa saja dan tersenyum kesal terhadapku. Aku pun jadi ikut kesal terhadap clief, aku berpikir mengapa sikapnya seperti itu seharusnya kan aku yang kesal kepadanya. Saat masuk kelas, hanya aku dan alfa saja yang datang paling terakhir. Semua teman melihatku karena berangkat bersama dengan alfa dan mulai mengejek-ejek aku dengan alfa. Mereka mengira alfa suka kepadaku dan kami disebut berpacaran. Alfa marah dengan celotehan teman-temannya, tetapi aku hanya senyum malu dan kulihat wajah nisa yang sangat kesal terhadapku. Dia tidak senang melihatku dengan alfa, karena dia juga suka kepada alfa dan hubungan mereka pun lebih dekat daripada ku dengan alfa. Tetapi alfa tidak menyukainya, yang membuat aku pun jadi senang karena tidak ada halangan.
Pelajaran pun dimulai, saat ini aku sangat senang juga masih kesal dan terus memikirkan hubungan dania dengan clief.
“teeet…teet..teet” bel istirahat pun berbunyi. Aku, wieta dan hana pergi mendatangi kelas nya corin. Ternyata corin sudah tidak ada di kelas, dan aku pun mencarinya ke kantin. Ternyata dia sedang bersama dania juga clief yang sedang asik mengobrol.
“zi udah yuk, jangan ke kantin kita ke perpustakaan aja.” Kata wieta dengan cepat.
“kenapa wie? Kan aku mau ketemu corin. Dia ada disitu.” Kata ku dengan suara lemah.
“zi, kamu jangan nyakitin perasaan kamu sendiri deh. Aku tau kamu ga mau kesitu karena ada dania dan clief.” Ujar hana yang membujukku untuk segera pergi.
Tapi aku tidak menghiraukan, dan ikut masuk dalam pembicaraan corin, dania dan clief. Tapi wieta dan hana mereka pergi tidak mengikutiku ke kantin. Saat ku duduk, semua teridam tidak ada pembicaraan yang asik saat ku lihat dari jauh tadi. Aku pun mulai tersinggung, dan pergi lagi tanpa bicara sepatah kata pun.
Saat masuk ke kelas, ternyata aku terlambat dan sudah ada guru di dalamnya. Karena sangat kesalnya bunyi bel pun aku tidak mendengar. Akhirnya aku pun dilarang untuk masuk dalam pelajaran itu, emosi ku pun semakin memuncak. Di depan kelas ku marah-marah sendiri dan menyalahkan semua ini karena clief.
“mozi, kenapa kamu di luar?” tanya seseorang dari belakang.
Aku terkejut, ternyata itu alfa yang memanggilku.
“aku ga boleh masuk ke kelas al, telat masuk.” Jawab ku denagan lemas.
“sama dong zi, udah gausah dipikirin. Kan bukan salah clief juga kamu kaya gini.” Uajr alfa.
“ko kamu nyambung ke clief al ?” tanya ku.
“kamu tuh tadi marah-marah suaranya besar banget, makanya aku samperin kamu kesini.” Jawa alfa tersenyum.
Sampai pelajaran berakhir pun, aku dengan alfa masih mengobrol di luar. Ini pertama kalinya alfa mengajakku mengobrol, dan saat teman-teman keluar kelas alfa sudah terdiam dan pergi begitu saja. Aku heran dengan sikap alfa yang selalu begini terhadapku, dan wieta tiba-tiba mengajakku ke kelas nya corin yang juga sekelas dengan dania.
“ngga ah wie, kan kita masih ada pelajaran.” Ucap ku tidak senang.
“ngga ko zi, kita tuh udah ga ada lagi pelajaran, hari ini Cuma setengah hari belajar.” Ajak wieta kepada ku.
Tapi aku tetap menolak, aku cepat-cepat membereskan buku dan pergi meninggalkan wieta yang ingin mengajakku untuk ke kelas corin. Ku mendatangi kelas dian, teri, juga chaca merekternyata sudah tidak ada di kelas. Aku pun semakin panik karena kupikir mereka sudah pulang dan aku tidak ada teman untuk pulang. Saat ku mau keluar dari gerbang sekolah, tiba-tiba tommy menarikku.
“zi jangan dulu pualng, ikut aku dulu sebentar.” Kata tommy cepat-cepat ia membawaku.
“iya tom, jangan cepat-cepat, cape tau.” Ujarku .
Ternyata tommy membawaku bertmeu dengan clief yang disitu juga sudah ada dania, corien, wieta, hana, chaca, dian juga teri, aku terkejut, buat apa mereka semua ada disini.
“ngapain aku dibawa kesini? Ada apaan ini.” Tanya ku sedikit kesal.
“jangan emosi dulu zi, aku tuh mau menyelesaikan masalah kita disini.” Kata clief kepadaku dengan menarik tanganku.
“masalah apa lagi? Emang nya kita punya masalah apa?.” Tanya ku.
“aku tau, kamu pasti marah banget sama dania karena dia usah pacaran sama aku. Kamu jangan gitu dong zi, kasian kan dania.” Ujar clief.
Aku tidak terima dengan perkataan clief, dan aku mulai marah.
“emang aku ngapain dania? Aku ga marah sama dia, lagian salah dia juga apa.” Ujar ku dengan sedikit berteriak.
“iya karena aku pacaran sama clef kan zi.” Tambah dania.
Aku semakin kesal, dan tidak bisa menahan air mata yang sudah keluar. Aku menangis dan teman-temanku yang lain menenangkan aku.
“aku udah iklas ko sama hubungan kalian, udah yah. Aku malah tambah sakit hati lagi kalau kalian jadi seperti ini.” Ujar ku sambil menangis.
Semua terdiam dan tidak ada yang berbicara, tiba-tiba clief berusaha menenangkanku agar aku berhenti menangis.
“udah zi, jangan nangis lagi. Aku mau ngomong yang sebenernya.” Ujar clief yang sambil menarik tanganku untuk segera berdiri.
“udah tembak aja sekarang clief.” Teriak tommy.
“ada apa ini, apa maksudnya?”. Tanya ku heran dan mulai berhenti menangis.
“zi aku tuh, ga pacaran sama dania. Ini tuh Cuma pura-pura aja, aku ga mungkin nyakitin kamu kaya gini.” Ujar clief.
Aku hanya diam, dan tidak bisa berbicara apa-apa.
“iya zi, jadi ini masih salah satu kejutan ulang tahun kamu yang belum beres.” Tambah corin
“jadi yang kemarin aku masukin orang ke kamu tuh, clief zi. Tapi dia udah kabur aja.” Kata chaca dengan senang.
“bukannya kabur cha, kamu nyuruh aku diam di luar rumah mozi lama banget kan aku takut, jadi deh pulang aja maaf ya jadi belum sukses, tapi sekarang sukses.” Ujar clief dengan senang.
“jadi aku minta maaf yah zi, ini kan pura-pura jangan marah sama aku lagi.” Senyum dania kepadaku.
Clief pun menyatakan rasa suka dan sayang nya kepadaku, aku hanya diam dan tersenyum akhirnya kita pun pacaran. Clief mengajakku pulang bersama berdua, kita mengobrol asik di perjalanan dan tidak mengira jadi sperti ini karena dulu kita masih bisa dibilang sahabatan. Sesampainya clief mengantarku di depan rumah, alfa terlihat tidak senang dengan hubungan ku dengan clief. Sorenya alfa tiba-tiba datang kerumah ku.
“tingg.. tonggg..” bel rumahku berbunyi terus menerus, karena tidak ada siapa-siapa akhirnya aku pun yang membukakan pintu.
“iya, tunggu sebentar.” Teriak ku.
“zi, aku pinjam buku b.inggris kamu dong ntar malem aku udah kembaliin lagi deh.” Ujar alfa dengan lemas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar