“oh iya al, tunggu yah.” Ucap ku sambil cepat-cepat menagmbil buku.
Setelah ku sudah memberi buku nya kepada alfa, tiba-tiba alfa menanyakan hubungan ku dngan clief. Dia ternyata sudah tau aku sudah berpacaran dengan clief, dan dia seperti biasa langsung saja meninggalkanku dengan tidak berpamitan.
Aku sangat bingung dengan keputusanku berpacaran dengan clief, aku takut menyesal alfa jadi tidak senang kepadaku karena aku berpikir dia sudah mulai menyukaiku. Aku terus saja memikirkan itu semalaman yang tidak ada ujungnya. Tetapi clief sangat perhatian dan terasa canggung karena hubungan kita yang dulu hanya sekedar sahabat saja.
Ke esokan harinya, corin seperti biasa menjemputku lagi. Kita sudah tidak ada masalah lagi semua terlihat senang karena spertinya aku dan dania sudah membaik.
Di sekolah alfa juga sudah tidak menayapku lagi, setiap aku bersama clief dia selalu menghindar dengan wajah yang tidak senang. Aku semakin bingung, apa aku harus putus dengan clief agar alfa bisa menyapaku kembali. Tapi aku sudah suka clief 3 tahun, aku ga mungkin bisa putus dengan clief. “teet..teet..teet” bel pulang sekolah sedah berbunyi.
Clief sudah cepat mendatangiku di kelas, clief cepat-cepat keluar pergi dari kelas dengan cepat. Aku semakin tidak enak, sudah seminguu alfa seperti ini kepadaku padahal baru saja aku senang kepada sikap alfa yang mulai mendekatiku.
“clief, aku ke kelas chaca dulu yah bentar.” Ujar ku dengan cepat pergi.
“iya zi, jangan lama-lama yah. Aku tunggu.” Jawab clief semangat.
Aku langsung pergi ke kelas chaca, dan bertemu tammy yang kebetulan teman alfa. Dia menanyaiku terus hubunganku dengan clief.
“zi, kamu pacaran sama clief? Sama alfa gimana dong.” Tanya tammy mengejek.
“iya aku pacaran sama dia, emang si alfa suka juga gitu sma aku.” Jawabku dengan tertawa.
“siapa tau alfa suka kamu zi, tapi kamu udah pacaran sama clief dia jadi ga mau deketin kamu lagi.” Ujar tammy.
Aku diam dan sedikit menyesal, seharusnya aku tidak menerima clief dulu sebelum aku tau alfa memang suka kepadaku. Aku pun berusaha untuk tidak bertmeu clief lagi untuk menjaga jarak.
“wieta bilangin aja deh sama clief, aku udah puang duluan gitu.” Suruh ku kepada nya.
“ko kamu gitu sih zi, jahat banget.” Ujar wieta.
“aku bukan jahat gitu wie, tapi aku lagi bingung kaya nya aku putus aja deh sama clief.” Ujar ku semangat.
“apa? Putus? Kenapa? Kamu kan suka clief udah 3 tahun, tapi kamu udah minta putus aja padahal pacaran aja belum lama.” Tambah corin kesal.
“udah deh, bilang aja aku udah pulang.” Jawabku dengan bergegas pulang sendiri.
Malamnya clief menghubungiku, dia terus menanyai keadaanku dan mengapa aku pulang duluan tadi. Aku sangat tidak enak dengan kondisi ini dan alfa pun masih jutek terhadapku. Sms clief pun belum aku balas karena sudah ketiduran.
Pagi-pagi pun disekolah corin sudah datang ke kelasku dengan kesal, seharusnya aku yang kesal karena tadi pagi pun dia tidak menjemputku ke sekolah.
“zi kamu tuh ada apa sih sama clief?.”
“ga ada apa-apa kar.” Jawab ku santai.
“tau ga, kemarin clief tuh nungguin kamu di sekolah sampai sore sendirian. Dia piker kamu tuh belum pulang.”
“serius kar?” tanya ku kaget.
“emang daritadi aku ngga serius apa.” Jawab corin.
“teeett..teett..teet..” bel masuk pun berbunyi.
“yaudah zi, pulang sekolah tunggu aku yah sama clief, jangan kemana-mana. Kita omongin masalah kamu yang jadi kaya gini.” Ujar corin cepat-cepat meninggalkan ku.
Pelajaran terakhir pun sudah selsai, alfa pun masih tidak mau menyapa ku lagi. aku bergegas cepat pulang, dan tidak menemui clief maupun corin. Semalaman au berpikir dan sebaiknya aku segera putus saja dengan clief agar dia juga tidak sakit hati karena aku saat ini sedang menyukai alfa.
Besoknya hana datang ke rumahku, dan aku sedang menunggu sms dari clief karena semalaman dia belum sms aku. Tiba-tiba saat dibicarakan clief pun menghubungiku dan bertanya seperti kesal mengapa kemarin ku tak menemuinya dengan corin. Tetapi aku langsung berkata putus terhadapnya dan meminta maaf tanpa alas an mengapa aku putus dengannya. Clief pun marah, dan dia menyebutku anak kecil. Aku merasa berbuat salah dan mencoba untuk tidak menyesal.
Esok harinya tommy datang menemuiku, dia marah karena aku putus dengan clief.
“zi lu gitu aja putusin clief, tanpa sebab. Kenapa?” tanya kesal tommy terhadapku.
“iya aku ga bisa jawab itu, maaf yah tom.” Ujar ku.
“dia tuh masih sayang sama kamu zi, omongin baik-baik kamu pacaran lagi aja sama clief dia pasti mau ko.” Suruh tommy kepadaku.
Aku langsung pergi meninggalkan tommy, karena aku pun menyesal sudah putus dengan clief. alfa pun masih sama sikapnya kepadaku, sedikit pun berbicara tidak apalagi menyapa ku lagi.
Tiga hari berlalu dengan keadaan yang sama seperti kemarin, aku mencoba menghubungi clief. tapi dia hanya singkat membalasnya. Tiba-tiba dania sms aku dengan tulisan maaf yang banyak. Ternyata setelah aku jawab dia memberitahuku bahwa sudah berpacaran dengan clief. aku terkejut rasa kecewa, kesal pun mulai muncul seperti saat mereka sedang berpura-pura. Aku masih berpikir apakah mereka sedang berpura-pura lagi.
Esok hari nya aku langsung mendatangi dania disekolah.
“ni apa maksudnya? Jangan pura-pura lagi deh.” Tanya ku.
“maaf zi, aku beneran udah pacaran sama clief, ternyata selama pura-pura kemarin aku suka beneran sama clief. clief juga begitu sama aku zi.” Jawab nya.
Aku teridam, aku tidak menyangka semua keputusanku yang berharap tidak ada yang sakit hati lagi, aku sangat menyesal.
“zi aku udah pacarab sama dania, ini ga pura-pura.” Tambah clief dari belakang.
“oh jadi kaya gini.” Ujar ku kesal dan langsung pergi karena tidak bisa menahan kecewa.
Corin pun menemaniku dengan yang lainnya.
“ini awalnya memang salah kamu zi, tapi aku ga nyangka dania bisa nerima clief beneran.” Ujar hana.
“dania kenapa gitu, dia tega sama aku han. Aku ga mau bertengkar sama dia karena masalah lelaki lagi.” ujar ku sedikit mengeluarkan air mata.
Semua terdiam dan tidak ada yang berbicara sedikit pun, aku mulai menerima semuanya. Aku pun tidak mau bertengkar dania lagi. apa arti lelaki dibandingkan dengan sahabat yang sudah menemaniku selama bertahun-tahun.
Hari-hari berlalu dengan aku masih belum bisa menerima hubungan clief dengan dania, tapi aku mencoba untuk tidak apa-apa di depan mereka. disaat clief mengajak ku mengobrol dengan asik, dania cemburu terhadapku dengan wajah yang jutek pun dia meninggalkanku dengan clief yang saat itu sedang mengobrol bersama. Aku pun tidak mau membuat masalah lebih besar lagi, aku mulai membatasi jarak dengan clief agar dania tidak marah lagi terhadapku.
Alfa pun sudah sedikit mulai berubah seperti waktu itu, dia mulai menyapaku kembali. Tapi dia tidak pernah mengajak ku mengobrol. Ternyata aku diberitahu wieta dan hana, alfa sudah berpacaran dengan nissa. Aku tidak percaya ini, semula aku memutuskan clief karena aku ingin lebih dekat dengan alfa. Tetapi semua itu membuatku merasa benar-benar menyesal, semua nya menyalahkanku karena keputusan yang konyol tanpa sebab itu.
Saat aku di aula mendegar perkataan wieta dan hana, tiba-tiba tammy lewat dihadapanku.
“tam, aku mau ngobrol dulu sebentar.” Pinta ku kepadanya.
“iya, ada apa zi?” ujar tammy.
“kata kamu, mungkin alfa suka sama aku kan, tapi kenapa dia bisa pacaran sama nissa? Kata kamu dia ga suka sama nissa.” Tanya ku dengan kesal.
“maaf zi, aku ga tau bisa kaya gini. Setelah aku kasih tau tentang semua itu ke kamu alfa cerita semuanya ke aku.” Ujar tammy dengan nada yang bersalah.
“maksud nya tam?” ujar ku.
“maaf yah zi, tapi aku ga enak ngomongnya harus gimana.” Ujar tammy.
“apaan tam, kalau kamu ga mau ngasih tau sama aku malah buat aku marah sama kamu.” Ujar aku kesal.
“jadi alfa tuh, sebenarnya dia ga suka sama kamu zi. Dia dekat sama kamu hanya karena kasian karena dia tahu kamu suka sama alfa zi. Dia bukan niat jahat, tapi mau buat kamu jadi temennya aja.” Ujar tammy.
“jahat banget temen kamu tam, dia kasih harapan kosong sama aku. Aku pikir dia suka sama aku maka nya aku lebih pilih dia dan mutusin clief.” ucap ku lemah.
“serius kamu zi, mutusin clief demi alfa?.” Tanya tammy.
“iya, aku emang bodoh dan akhirnya clief sekarang udah jadian sama dania. Aku piker semenjak aku pacaran sama clief kan alfa jadi berubah sama aku dia jutek.”jawabku.
“ngga zi, sebenernya dia tuh akhir-akhir ini lagi seneng deket temenan sama kamu, tapi kamu nya semenjak pacaran sama clief setiap alfa mau nyapa udah keduluan sama clief. Zi kasian banget kamu, ga tega liat kamu kaya gini. Udah yah zi kamu jangan mikirin ini lagi semua udah terlanjur kesalahan kamu. ” Ujar tammy.
“serius? Jadi dia selama ini sama aku hanya sekedar ingin berteman aja gitu? kamu nyalahin aku yang salah.” Tanya ku kesal.
“iya mungkin gitu juga zi, sewaktu kamu pacaran sama clief juga kan nissa mulai ngedeketin alfa. eits.. marah ? jangan dong, kalau marah makin cantik.” Ujar tammy menghiburku.
“jadi nissa yang deketin, aku piker alfa emang suka sama nissa. jangan gitu tam, jangan bikin aku ketawa lagi kesel nih.” Ujar ku tersenyum.
“iya, si alfa tuh banyak kasiannya sama orang. Mereka bisa pacaran aja si nissa nya duluan yang nyatain perasaan suka nya. Karena ga enak nolak diterima deh sama alfa. bagus dong zi, jangan bête lagi. ayo ikut aku ke kantin aja yuk.” Ajak tammy.
“serius ? alfa tuh baik tapi bikin menderita dirinya sendiri. yaudah ayo, tapi trakir yah.” Jawab ku
“udah jangan di bahas lagi deh. oke, sip bos kali ini untuk menyenangkan temanku aku traktir apa aja deh.” Ujar tammy terlihat senang.
Hari-hari berlalu, akhir-akhir ini Tammy pun selalu menemaniku seharian, dengan mendengarkan setiap curhatan ku seharian penuh. Aku masih sangat menyesal dan kesal terhadap alfa yang sudah berpura-pura seperti itu. Niat baik alfa itu pun hanya membuat aku dan sahabat-sahabat ku yang lain menjadi bermasalah. Setiap bertemu alfa pun aku mencoba tersenyum seperti tidak ada masalah, dan mencoba melupakan semua yang terjadi. Nissa pun mulai baik terhadapku dia selalu tersenyum dan menyapaku setelah dia dan alfa berpacaran. Akhir-akhir ini pun tammy jadi sering datang menemuiku, dia sangat begitu dekat. Tiba-tiba dia pun menyatakan perasannya suka kepadaku, aku jelas-jelas saja menolaknya. Karena aku masih suka sama alfa dan juga aku tidak mau merusak persahabatan. Tammy pun menerima dengan baik keputusanku ini, dia tidak menjauhiku sampai sekarang pun dia masih baik dan bersahabat denganku.
Aku terkejut dengan sebuah berita yang memberitahu ku bahwa clief mengalami kecelakaan dan nyawa nya sudah tidak bisa tertolong. Kami semua pun cepat-cepat pergi ke rumah sakit, dan melihat dania yang sedang menangis di ruangan mayat, aku pun ikut bersedih. Corin, chaca, teri, dania, wieta, hana dan aku pun mncoba untuk menghiburnya. Aku tidak menyangka baru beberapa bulan aku bisa melupakan masalah ini, clief begitu saja meninggalkan ku dengan yang lain. Dania setiap harinya masih belum bisa melupakan clief dan masih menangis jika teringat clief.
Besok pun sudah mulai liburan sekolah, aku masih tidur di tempat tidurku padahal waktu sudah menunjukan pukul 09.30 pagi.
“mozi ! bangun. Udah jam berapa ini.” Teriak mama ku membangunkan.
“iyah ma, bentar lagi masih nagntuk.” Jawabku setengah mata terbuka.
“bangun dong zi, kita bantu tante rina sama alfa buat angkatin barang.” Ajak mama.
Aku pun terkejut, seketika langsung bangun dan hanya mencuci muka, langsung berlari ke luar rumah. Ternyata clief dengan keluarganya akan pindah rumah, aku berjalan mengarah ke rumah alfa. Membantu mereka sekeluarga menagngkat barang-barang.
“zit ante sama alfa pamit ya, ntar kapan-kapan main aja ke rumah.” Ajak mama alfa.
“iya tante kenapa pindah?.” Tanyaku tak bersemangat.
“iya zi, tante pindah soalnya papa nya alfa dipindah tugaskan kerjanya di bandung. Ayo alfa pamitan dulu.” Suruh mama nya alfa.
“zi aku pamit dulu yah, kamu kapan-kapan datang aja ke rumha aku. Ntar aku jemput, dan aku minta maaf sama kesalah pahaman kamu tapi aku emang suka kamu ko tapi bukan sekarang aktu yang tepat.” Ujar alfa tersenyum.
“iya al, aku pasti ko datang ke rumah kamu. Udah jangan bahas masalah itu lagi al, udah berlalu yang penting tuh sekarang ke depannya.” Jawabku membalas senyumannya.
Alfa pun segera masuk mobil dan begitu cepat sudah meninggalkan ku, aku masih mengira semua ini seperti mimpi. Semua nya menghilang begitu saja, tammy pun muncul dari belakang dan menyuruhku untuk cepat mandi karena dia ingin mengajakku untuk menonton acara teather di sekolah. Ternyata tammy masih mengharapkan ku, tapi ku mencoba sebaik mungkin untuk tidak memberinya harapan kosong yang diberikan alfa kepadaku. Hari-hari begitu cepat berlalu, aku masih sangat senang karena aku dan sahabat-sahabat ku sudah bisa menyelesaikan masalah dengan baik secara dewasa, aku berharap persahabatanku pun selalu banyak di beri masalah agar aku pun bisa belajar dari permasalahan itu dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar